Sebenarnya belajar shorof itu jauh lebih mudah dibanding belajar ilmu
Nahwu. Apalagi jika yang belajar adalah anak muda yang daya hafalnya
masih kuat. Sebab kunci sukses dalam belajar ilmu Shorof itu teletak di
“hafalan”. Semakin kuat daya hafal seseorang, akan semakin mudah pula
dia mempelajari ilmu yang satu ini.
Dalam ilmu Shorof kita akan diajarkan
bagaimana caranya mentashrif. Mentashrif maksudnya adalah mengubah
sebuah kata menjadi kata lain yang memiliki makna bermacam-macam.
Misalnya, dengan ilmu Shorof, kita bisa mengubah fi’il madhi menjadi
fi’il mudhore, fi’il amer, dan fi’il nahyi. Kemudian, dengan ilmu
Shorof, kita bisa mengubah fi’il-fi’il ini berdasarkan pelakunya, baik
itu orang ke-3, orang ke-2, atau orang ke-1.
>>> Membuat Cetakan
Sebuah pabrik kue, untuk bisa memproduksi kue dengan berbagai bentuk,
tentu yang dia butuhkan adalah cetakan. Misalnya, dia punya 3 cetakan
yang berbentuk bulat, kotak, dan lonjong. Nah, dengan bermodal 3 cetak
ini, sebuah pabrik bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan kue setiap
harinya dengan mudah.
Dalam ilmu Shorof pun demikian. Kita akan disuruh untuk menghafal
cetakan-cetakan. Gunanya ialah untuk memproduksi kata dengan bentuk yang
kita inginkan. Jika kita hafal satu cetakan saja, kita bisa membentuk
ratusan bahkan ribuan kata dengan makna yang kita inginkan (sesuai
dengan bentuk cetakan).
Misalnya, kita hafal cetakan “فاعل”. Cetakan ini berfungsi untuk
membentuk arti “yang melAkukan sesuatu (atau bisa diartikan ‘YANG
ME-‘)“. Maka, dari cetakan ini, kita bisa memproduksi kata-kata sebagai
berikut: “ناصر” (yang menolong), “قاتل” (yang membunuh), “غاسل” (yang
mencuci), “ضارب” (yang memukul), dll.
Cetakan diistilah dengan “WAZAN” dalam ilmu Shorof. Ada juga yang mengistilahkan CETAKAN dengan POLA.
Ada cukup banyak cetakan yang harus dihafal dalam ilmu Shorof. Secara
umum cetakan-cetakan itu dikelompokkan dalam dua buah tashrif: Tashrif
HORIZONTAL dan TASHRIF VERTIKAL.
>>> Tashrif Horizontal
Tashrif horizontal (menyamping) dikenal juga dengan istilah tashrif
ishtilahi. Tashrif horizontal adalah tashrif (perubahan) dari fi’il
madhi hingga menjadi isim alat. UrUtannya adalah sebagai berikut: Dari
FI’IL MADHI, menjadi FI’IL MUDHORE, menjadi MASHDAR, menjadi ISIM FA’IL,
menjadi ISIM MAF’UL, menjadi FI’IL AMER, menjadi FI’IL NAHYI, menjadi
ISIM ZAMAN & ISIM MAKAN, kemudian menjadi ISIM ALAT. Pada sebagian
buku, ditambahkan FI’IL MADHI MAJHUL dan FI’IL MUDHORE MAJHUL setelah
ISIM ALAT.
Ada 22 BAB tashrif horizontal yang harus dihafal. Berarti ada sekitar
198 WAZAN yang terdapat dalam tashrif ushul. Semuanya harus dihafal
dengan baik sebagai bekal untuk memproduksi kata.
>>> Tashrif Vertikal
Dari tashrif horizontal, setiap wazannya bisa kita uraikan lagi
menjadi tashrif vertikal (menurun). Tashrif vertikal biasa diistilahkan
juga dengan istilah tashrif lughowi. Dalam tashrif vertikal, WAZAN
FI’IL akan kita uraikan menjadi beberapa bentuk sesuai dengan pelakunya
(orang ke-3, ke-2, atau ke-1). Sedangkan WAZAN ISIM akan kita uraikan
menjadi beberapa bentuk pula sesuai dengan jumlahnya (1, 2, atau lebih
dari 2).
Untuk contoh detailnya, silakan liat sendiri dalam buku-buku Shorof.
>>> Gampang-gampang Susah
Bisa dibilang belajar Shorof itu gampang-gampang susah. Dibilang
gampang karena memang memahaminya itu sangat gampang. Dan dibilang susah
karena harus menghafal pola-pola pembentukan kata. Apalagi bagi kita
yang belajarnya saat usia sudah senja. Tentu akan lebih sulit lagi
dalam belajarnya. Sebab daya hafal sudah melemah.
Namun sebenarnya, menghafal pola-pola pembentukan kata itu tidaklah
sesulit yang dibayangkan. Kita cukup hafalkan terlebih dahulu TASHRIF
HORIZONTALnya saja. Insya Allah, jika kita sudah benar-benar hafal,
dengan mudah kita akan bisa menghafal TASHRIF VERTIKALnya.
>>> Menghafal Tashrif
Memang, kalau kita harus menghafal semua wazan sekaligus, akan sangat
sulit. Butuh daya hafal yang sangat kuat. Dan menurut saya ini bukanlah
cara yang efektif.
Cara yang paling efektif menurut saya ialah dengan cara dicicil dan
diulang-ulang. Misalnya sehari menghafal satu tashrif horizontal.
Kemudian diulang-ulang hingga benar-benar hafalan itu melekat kuat.
Kemudian dilatih dengan memproduksi kata dengan pola-pola tashrif
horizontal yang sudah dihafal itu. Lakukan terus pengulangan. Ucapakan
dengan suara keras. Lebi bagus lagi dibarengi dengan menuliskannya di
kertas.
Insya Allah, jika Anda mau bersabar untuk terus menghafal setiap
harinya secara rutin, dalam waktu sebulan Anda sudah hafal tashrif
horizontal dengan baik. Selanjutnya, berbekal hafalan tashrif
hodizontal, Anda dengan mudah bisa menghafal tashrif vertikal.
Perkiraan saya, jika Anda meluangkan waktu sehari satu jam saja untuk
menghafal tashrif, dalam waktu dua bulan Anda sudah menghafal semua
tashrif dengan baik, baik tashrif horizontal maupun tashrif vertikal.
Berarti Anda sudah menguasai ilmu Shorof tingkat dasar. Dan berbekal
ilmu Shorof tingkat dasar ini, Anda akan mudah untuk membaca kitab
gundul. Tidak percaya? Silakan buktikan sendiri!
Bagi Anda yang ingin mendapatkan BAGAN TASHRIF USHUL untuk dihafal, silakan download ebook INTISARI ILMU NAHWU & SHOROF di http://pustakalaka.wordpress.com.